Yang menarik, sapaan "How are you?" tetap digunakan meski yang menyapa dan disapa sedang dalam keadaan terburu-buru. Lucunya, orang sini tetap akan menjawab meski tidak berhenti berjalan sedetik pun. Lha wong yang menyapa juga tidak berhenti kok. Hihi. Ada juga orang yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu, tapi begitu melihat orang yang dikenal tetap disapa "How are you?". Ketika yang disapa menjawab "I am fine" atau jawaban apapun, yang bertanya tidak memperhatikan jawaban yang ditanya karena sibuk melanjutkan aktivitas yang dilakukan. Hihihihi. Begitulah, dalam keadaan tertentu, sapaan "How are you?" lebih berlaku seperti "Hi" atau "Hello", tidak butuh jawaban eksplisit. Menjawab dengan senyum pun tidak masalah, yang penting jangan dicuekin ya :D
Saking seringnya ditanya "How are you?" dan menemui situasi di atas, saya dan teman-teman Indonesia terkadang merasa sapaan itu hanya sekedar basa-basi. Bingung mau jawab serius atau tidak. Basa-basi untuk menunjukkan sikap ramah ga salah kok. Bagus malah. Yang penting jangan terlalu basi saja. Haha. Saya sih biasanya tetap jawab "I am fine" dan bertanya balik "What about you?" meski setelah lawan bicara menjawab "I am fine", tidak ada percakapan apa-apa lagi antara kami. Tapi terkadang "How are you?" itu menolong juga lho, sebagai pertanyaan pamungkas jika kita tidak tahu harus memulai dari mana dengan orang yang baru dikenal.
Di Indonesia? Sapaan pertama dengan orang yang dikenal ketika baru bertemu mungkin jauh lebih beragam. Dan lebih ekstrim. "Kurusan ya kamu", "Gendutan ih, makannya banyak ya?", "Gile udah 2015 masih jomblo aja lu?", "Skripsi/tesis gimana?", "Kapan lulus?", "Kok belum kerja?", "Kapan kawin?", "Kok belum punya anak? Kan udah 3 tahun nikah?", "Anak kamu baru satu? Kapan nih punya anak kedua?", "Anak lo laki semua? tambah dong, perempuan, biar lengkap", dan seterusnya.
Hmmmmm.
Pilih mana? :)))
Sumber: http://www.storenvy.com/products/1014779-austin-hi-how-are-you |
Canberra, 16 Mei 2015